Kamis, 31 Oktober 2013

PSIKOLOGI MANAJEMEN



A.      PSIKOLOGI MANAJEMEN

Dalam dunia psikologi banyak sekali pembahasan atau aliran yang dapat dijelaskan, salah satu bagian dari psikologi ialah psikologi manajemen. Psikologi sendiri menurut Crow & Crow
“Pschycology is the study of human behavior and human relationship”.
(Psikologi ialah tingkah laku manusia, yakni interaksi manusia dengan dunia sekitarnya, baik berupa manusia lain (human relationship) maupun bukan manusia: hewan, iklim, kebudayaan, dan sebagainya.
Ditambahkan oleh Bruno (1987) Pengertian Psikologi dibagi dalam tiga bagian, yaitu: Pertama, psikologi adalah studi (penyelidikan) mengenai “ruh”. Kedua, psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “kehidup mental”. Ketiga, psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “tingkah laku” organisme.
Dari dua pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa psikologi adalah ilmu mengenai tingkah laku manusia serta interaksi antara manusia dengan manusia lain dan sekitarnya baik itu hewan, iklim, budaya dan sebagainya.
Sedangkan manajemen menurut Richard L.Daft (2007) Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian sumberdaya organisasi.
Ditambahkan oleh Hasibuan (2000) Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai satu tujuan
Dari dua definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen adalah sebuah pencapaian dari sasaran-sasaran organisasi secara efektif dan efisien untuk mencapai satu tujuan. Setelah kedua pembahasan di atas dibawah ini akan dibahasa apa yang disebut dengan psikologi manajemen.
Psikologi manajemen sendiri adalah suatu studi tentang tingkah laku manusia yang terlibat dalam proses manajemen dalam rangka melaksanakan fungsi-fungsi manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dengan ditemukan dan dikembangkannya ilmu psikologi ada kaitannya dengan manajemen, yang diketahui bahwa unsur SDM ternyata merupakan yang terpenting dari ketiga modal kerja perusahaan manapun. Pasalnya, ilmu psikologi yg memang berpusat pada manusia, mampu mengintervensi berbagai faktor internal manusia seperti motivasi, sikap kerja, keterampilan, dsb dengan berbagai macam teknik dan metode, sehingga bisa dicapai kinerja SDM yang setinggi-tingginya untuk produktivitas perusahaan.

1.    Sumber Daya Organisasi
a.         Sumber Daya Manusia
b.         Sumber Daya Informasi
c.         Sumber Daya Fisik
d.        Sumber Daya Keuangan
e.         Sumber Daya Alam
2.    Fungsi-fungsi Manajemen
a.       Perencanaan (Planning)
b.      Pengorganisasian (Organizing)
c.       Pengarahan dan pengimplementasian (Directing/Leading)
d.      Pengawasan dan Pengendalian (Controlling)
3.    Fungsi Perencanaan
Proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi. Kegiatan dalam Fungsi Perencanaan
a.         Menetapkan tujuan dan target bisnis
b.         Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut
c.         Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan
d.        Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis
4.    Fungsi Pengorganisasian
Proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi
5.    Kegiatan dalam Fungsi Pengorganisasian
a.       Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan menetapkan prosedur yang diperlukan
b.      Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggungjawab
c.       Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia/tenaga kerja
d.      Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat
6.    Fungsi Pengarahan dan Implementasi
Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi. Kegiatan dalam Fungsi Pengarahan dan Implementasi
a.       Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan
b.      Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan
c.       Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan
7.    Fungsi Pengawasan dan Pengendalian
Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi. Kegiatan dalam Fungsi Pengawasan dan Pengendalian
a.         Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan
b.         Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan
c.         Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target bisnis

Dari semua pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa psikologi manajemen ialah suatu kaitan antara psikologi dan manajemen yang dimana itu menjadi suatu bagian dari dunia psikologi. Karena pada dasarnya manajemen itu sendiri tidak terlepas dari manusia yang dimana dalam manajemen manusia menjadi salah satu modal bagi parusahaan atau organisasi yang disebut dengan SDM, dan apabila SDM tersebut dikelola dengan baik diharapkan dikemudian hari dapat meningkatan produktivitas perusahaan atau organisasi.
Berbicara mengenai psikologi manajemen tidak terlepas dari organisasi yang dimana organisasi menjadi suatu wadah bagi SDM (manusia) itu sendiri.

B.       ORGANISASI

Menurut Stoner (1976) mengemukakan dalam bukunya Understanding Practice and Analysis mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.
Sedangkan organisasi menurut James D. Mooney (dalam Wilis. 1996) dikatakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama. Ada penekanan perserikatan, yang menandakan kepada kita bahwa organisasi terdiri dari ikatan orang-orang yang memiliki tujuan dan keinginan yang sama kemudian secara bersama-sama tujuan dan keinginan tersebut dicapai.
Ditambahkan pula oleh Horton, Paul B. dan Chester L. Hunt. (1984) dalam bukunya Sociology. berpendapat bahwa organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Dan Stephen P.Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah suatu wadah, pola atau alat yang digunakan atau terdiri dari dua atau lebih orang yang memiliki tujuan yang sama dan untuk mencapainya mereka melakukan koordinasi atau bekerja sama yang melakukan fungsi-fungsi sesuai dengan levelnya untuk memperoleh hasil yang dapat dirasakan oleh para anggota dari organisasi tersebut.

1.      Kajian Teoritik
a.    Desain Struktur Organisasi (Organization Structure Design)
Struktur Organisasi (Organization Structure) adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal. (Robbins dan Timothy 2008). Sedangkan desain (design) adalah seni merancang atau mendesain atau menentukan kerangka tertentu. Sehingga dapat diartikan bahwa desain struktur organisasi adalah cara kita menentukan kerangka susunan hubungan dari tiap-tiap bagian secara kelompok dan mengkoordinasikan bagian-bagian tersebut secara formal.

b.    Konsep Empat pilar Pengorganisasian
Membahas desain struktur organisasi, maka terlebih dahulu kita akan dihadapkan pada pemahaman konsep empat pilar pengorganisasian, tentang bagaimana kita mengklasifikasikan, membagi atau mendistribuskan tugas-tugas dan pekerjaan kepada masing-masing bagian organisasi. tentu saja pembagian tersebut didasarkan dan disesuaikan dengan form organisasi yang dibangun atau dikembangkan. Empat pilar dalam pengorganisasian (Four Building Blocks of Organizing) adalah sebagai berikut :
1)        Pilar Pembagian kerja (division of work)
Adalah Upaya untuk menyederhanakan dari keseluruhan kegiatan dan pekerjaan (yang telah disusun dalam proses perencanaan) - yang mungkin saja bersifat kompleks - menjadi lebih sederhana dan spesifik dimana setiap orang akan ditempatkan dan ditugaskan untuk setiap kegiatan yang sederhana dan spesifik tersebut.
2)        Pilar Pengelompokan Pekerjaan (Departmentalization)
Pengelompokan Pekerjaan atau Departementalisasi pada dasarnya adalah Proses pengelompokkan dan penamaan bagian atau kelompok pekerjaan berdasarkan kriteria tertentu.
3)        Pilar Penentuan relasi antar bagian dalam organisasi (hierarchy)
Hierarchy adalah Proses penentuan relasi antar bagian dalam organisasi, baik secara vertikal maupun secara horisontal. Selanjutnya ada beberapa jenis hirarki, yaitu hirarki Hirarki Vertikal (Tall Hierarchy) dan Hirarki Horisontal (Flat Hierarchy). Selanjutnya terdapat dua konsep penting dalam Hierarchy, yaitu : Span of management control atau span of control dan Chain of Command. Dapat dijelaskan sebagai berikut :

a)      Span of management control terkait dengan jumlah orang atau bagian di bawah suatu departemen yang akan bertanggung jawab kepada departemen atau bagian tertentu.
b)      Chain of command juga menunjukkan garis perintah dalam sebuah organisasi dari hirarki yang paling tinggi hingga hirarki yang paling rendah. chain of command juga menjelaskan bagaimana batasan kewenangan dibuat dan siapa dan bagian mana akan melapor ke bagian mana.
4)        Pilar Penentuan mekanisme untuk mengintegrasikan aktifitas antar bagian dalam organisasi atau koordinasi (coordination).
Koordinasi adalah proses dalam mengintegrasikan seluruh aktifitas dari berbagai departemen atau bagian dalam organisasi agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif. Selanjutnya menurut Stoner, Freeman & Gilbert, (1995) dikatakan bahwa “the process of integrating the activities of separate departments in order to pursue organizational goals effectively”.
Senada dengan uraian di atas, Jones (2010) mengemukakan terdapat empat blok tantangan dasar untuk mendesain struktur organisasi, yaitu adanya perbedaan (differentiation) dan peraturan organisasi (Organization role). Selanjutnya ia mengemukakan bahwa dalam membangun blok dikarenakan adanya suatu perbedaan (differentiation), yaitu sebuah proses dimana organisasi mengalokasikan orang dan semua sumber daya untuk menetapkan tugas pengorganisasian, adanya hubungan kewenangan, yang memungkinkan memberikan manfaat bagi pencapaian tujuan organisasi. Tantangan dasar yang tercakup di dalamnya didasarkan pada empat dimensi yaitu organizational role, function, division, dan organization. Beberapa bagian tersebut dapat dijelaskan berikut ini :
a)      Organizational role adalah seperangkat tugas yang berhubungan dengan perilaku-perilaku wajib dari setiap orang sesuai posisinya dalam organisasi.
b)      function adalah sebuah sub unit yang terdiri dari susunan sebuah group, pekerjaan bersama, keahlian atau pengetahuan yang sama, peralatan, dan teknik kinerja suatu jabatan.
c)      Division adalah sebuah sub unit yang konsisten terhadap kumpulan fungsi di atas atau semua departemen yang saling berbagi tanggung jawab untuk melakukan proses produksi terhadap barang dan jasa.
d)     Organization adalah ukuran pertumbuhan organisasi itu sendiri, yang terdiri dari perbedaan fungsi dalam hal fungsi dukungan, fungsi produksi, fungsi perlengkapan, fungsi adaptasi, dan fungsi manajerial.

2.      Faktor-faktor yang Memengaruhi Struktur Organisasi
Sebagian organisasi terstruktur pada garis yang lebih mekanistis sedangkan sebagian yang lain mengikuti karakteristik organik. Berikut adalah faktor-faktor utama yang diidentifikasi menjadi penyebab atau penentu struktur suatu organisasi:
a.         Strategi
Struktur organisasi adalah salah satu sarana yang digunakan manajemen untuk mencapai sasarannya. Karena sasaran diturunkan dari strategi organisasi secara keseluruhan, logis kalau strategi dan struktur harus terkait erat. Tepatnya, struktur harus mengikuti strategi. Jika manajemen melakukan perubahan signifikan dalam strategi organisasinya, struktur pun perlu dimodifikasi untuk menampung dan mendukung perubahan ini.
b.         Ukuran organisasi
Terdapat banyak bukti yang mendukung ide bahwa ukuran sebuah organisasi secara signifikan memengaruhi strukturnya. Apabila organisasi memiliki banyak pekerja maka cenderung memiliki banyak spesialisasi, departementalisasi, tingkatan vertikal, serta aturan dan ketentuan daripada organisasi kecil.
c.         Teknologi
Istilah teknologi mengacu pada cara sebuah organisasi mengubah input menjadi output. Setiap organisasi paling tidak memiliki satu teknologi untuk mengubah sumber daya finansial, SDM, dan sumber daya fisik menjadi produk atau jasa.
d.        Lingkungan
Lingkungan sebuah organisasi terbentuk dari lembaga-lembaga atau kekuatan-kekuatan di luar organisasi yang berpotensi memengaruhi kinerja organisasi. Kekuatan-kekuatan ini biasanya meliputi pemasok, pelanggan, pesaing, badan peraturan pemerintah, kelompok-kelompok tekanan publik, dan sebagainya.

3.      Elemen Kunci Desain Struktur Organisasi
Selanjutnya ada enam elemen kunci menurut Robbins, Stephen, Judge, Timothy A. (2008) yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika hendak mendesain struktur, antara lain:
a.         Spesialisasi pekerjaan. Sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi dibagi-bagi ke dalam beberapa pekerjaan tersendiri.
b.         Departementalisasi. Dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan secara bersama-sama. Departementalisasi dapat berupa proses, produk, geografi, dan pelanggan.
c.         Rantai komando. Garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari puncak organisasi ke eselon paling bawah dan menjelaskan siapa bertanggung jawab kepada siapa.
d.        Rentang kendali. Jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer secara efisien dan efektif.
e.         Sentralisasi dan Desentralisasi. Sentralisasi mengacu pada sejauh mana tingkat pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi. Desentralisasi adalah lawan dari sentralisasi.
f.          Formalisasi. Sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dibakukan.

4.      Model Desain Struktur Organisasi
Ada beberapa model pendekatan yang dapat digunakan dalam melakukan desain struktur organisasi, seringkali disebut sebagai model ekstrem dari desain organisasi yaitu sebagai berikut :
a.         Model Mekanistis, yaitu sebuah struktur yang dicirikan oleh departementalisasi yang luas, formalisasi yang tinggi, jaringan informasi yang terbatas, dan sentralisasi.
b.         Model Organik, yaitu sebuah struktur yang rata, menggunakan tim lintas hierarki dan lintas fungsi, memiliki formalisasi yang rendah, memiliki jaringan informasi yang komprehensif, dan mengandalkan pengambilan keputusan secara partisipatif.
c.         Model Piramid,model ini di buat persis sebuah piramida.
d.        Model Horizontal, Model ini dibuat dengan manarik garis lurus secara horizontal dengan pembagian funsional masing-masing bersama tugasnya masi-masing.

Dalam organisasi terjalin koordinasi dan kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu dalam memenuhi kebutuhan organisasi. Dalam kegiatan organisasi berlangsung terjadi suatu komunikasi yang baik atau buruk tergantung pada wadah dan manusia itu sendiri. Berbicara mengenai komunikasi diatas, dibawah ini akan dijelaskan mengenai komunikasi.

C.      KOMUNIKASI

Ditinjau dari etimologi, komunikasi berasal dari kata communicare yang berarti “membuat sama”. Definisi kontemporer menyatakan bahwa komunikasi berarti “mengirim pesan”. Menurut (Effendy. 2003) istilah komunikasi (communication) berasal dari kata latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna.
Sedangkan menurut Rogers D. Lawrence Kincaid (1981) komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.
Ditambahkan pula oleh Shannon dan Weaver (1949) komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi.
Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih melakukan pertukaran informasi, mengirim pesan atau beribicara secara verbal atau dengan komunikasi non verbal seperti ekspresi muka, lukisan, seni, dan sebagainya yang pada akhirnya akan terjalin saling pengertian mengenai informasi atau komunikasi tersebut.
1.         Konsep Komunikasi
Konsep komunikasi menurut John R. Wenburg, William W. Wilmoth dan Kenneth K Sereno dan Edward M Bodaken terbentuk menjadi 3 tipe: pertama, searah: pemahaman ini bermula dari pemahaman komunikasi yang berorientasi sumber yaitu semua kegiatan yang secara sengaja dilakukan seseorang untuk menyampaikan rangsangan untuk membangkitkan respon penerima. Kedua, interaksi: pandangan ini menganggap komunikasi sebagi proses sebab-akibat, aksi-reaksi yang arahannya bergantian. Ketiga, transaksi: konsep ini tidak hanya membatasi unsur sengaja atau tidak sengaja, adanya respon teramati atau tidak teramati namun juga seluruh transaksi perilaku saat berlangsungnya komunikasi yang lebih cenderung pada komunikasi berorientasi penerima.

2.         Jenis-jenis komunikasi
a.       Komunikasi verbal dengan kata-kata. Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek berupa :
1)      Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi.
2)      Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
3)      Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.
4)      Humor: dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.
5)      Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti
6)      Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.

b.      Komunikasi non verbal disebut dengan bahasa tubuh. Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan komunikasi non verbal memberikan arti pada komunikasi verbal. Yang termasuk komunikasi non verbal:
1)      Ekspresi wajah, Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.
2)      Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya
3)      Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.
4)      Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.
5)      Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi pesan yang sangat jelas.
6)      Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan . Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress.

D.      DIMENSI KOMUNIKASI
Pada dasarnya dimensi-dimensi komunikasi organisasi dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1.  Komunikasi Internal
Komunikasi yang berlangsung antara orang-orang yang berada dalam organisasi. Di dalam struktur organisasi terdapat jenjang kepangkatan dan kekuasaan yang berbeda. Dengan demikian, komunikasi yang dilaksanakannya pun akan beragam dan berbeda-beda. Komunikasi dalam organisasi bisa terjadi di antara orang-orang yang mempunyai level kepangkatan sama, seperti komunikasi di antara staf pimpinan, para penyelia (supervisor) atau komunikasi di antara para pekerja.
Menurut Brennan komunikasi internal adalah “pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan mereka dalam suatu perusahaan atau jawatan tersebut, lengkap dengan strukturnya yang khas (organisasi), dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal di dalam suatu perusahaan atau jawatan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasi dan manajemen).” (Suminar,2003:4.2).
Sedangkan menurut Onong Uchjana Effendy (1986) dimensi komunikasi adalah:
1.  Komunikasi Vertikal
Yakni arus komunikasi dua arah timbal balik. Komunikasi jenis ini memegang peranan cukup vital dalam melakanakan fungsi-fungsi manajemen yaitu Komunikasi dari atas ke bawah (downward communication) dan dari bawah ke atas (upward communication). Dalam arus komunikasi vertikal-dari atas ke bawah- tersebut pihak pimpinan memberikan instruksi, petunjuk, informasi, penjelasan dan penugasan lain sebagainya kepada bawahan. Kemudian arus komunikasi ke atas diterima dalam bentuk bawahan memberikan laporan, pelaksanaan tugas, sumbang saran dan hingga pengaduan kepada pimpinannya masing-masing.

2.  Komunikasi Horizontal
Merupakan komunikasi satu level yang terjadi antara para karyawan dengan karyawan lainnya, antara pimpinan satu departemen dengan departemen lainnya dalam satu tingkatan.
3.  Komunikasi Eksternal
Komunikasi eksternal berlangsung atau terjadi dua pihak antara pihak organisasi/lembaga dengan pihak luar. Misalnya komunikasi dengan pihak kreditur, rekan bisnis, pelanggan, dan community relations. (Ruslan,2001:80).


Daftar Pustaka

Crow L& A. Crow. (1988). Psikologi Pendidikan. Surabaya: Bina Ilmu.
Daft, Richard L. Manajemen Edisi 1, Alih bahasa oleh Edward Tanujaya dan Shirly Tiolina. Salemba Empat, Jakarta, 2007
Effendy, Onong Uchjana. (2003). Ilmu komunikasi; Teori dan Praktek. Bandung: Rosda.
Effendy, Onong Uchjana (1986). Dimensi-Dimensi Komunikasi. Bandung : Rosda karya
Hasibuan, Malayu S.P., Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, Bumi Aksara; Jakarta. 2007.
Horton, Paul B. dan Chester L. Hunt. (1984) Sociology.
Kincaid, Lawrence D dan Schramm Wilbur.1981. Asas-asas komunikasi antar
manusia. Jakarta: LP3ES
Malayu S.P Hasibuan, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia PT. Bumi Aksara, Bandung.
Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A, 2008. Perilaku Organisasi Buku 2, Jakarta: Salemba Empat.

Ruslan,Rosady.2008. Manajemen Public Relatoins & Media Komunikasi.Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.

Shannon, Calude and Weaver. 1949. The Mathematical Theory of Communication.

Siti Partini Suardiman. 1980. Kelompok dan Kepemimpinan. Yogyakarta: FIP IKIP YOGYAKARTA
Stoner (1976) Understanding Practice and Analysis
Suminar, Yenny Ratna.,dkk. 2003. Komunikasi Organisasi. Penerbit: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta.